Motivator Indonesia Terbaik Ada di Sini: Mario Teguh, Haryanto Kandani, Andrie Wongso ...

Search This Blog

Becoming High Achiever In The Workplace

Wednesday, September 17, 2014



Becoming High Achiever” di lingkungan kerja antara lain adalah: Attitude, Competency, High Performance, Integrity,  Enthusiasm, Value, Extraordinary, Relationship yang merupakan akronim dari ACHIEVER.

Attitude

 Attitude adalah cara pandang, sikap, kepribadian kita dalam menghadapi hidup. Orang-orang yang sukses dan berhasil dalam hidupnya adalah mereka yang selalu didominasi positive attitude. Walaupun memiliki attitude yang positif tidak serta merta membuat perjalanan karir Anda langsung menjadi sukses. Dibutuhkan waktu, proses dan kesabaran yang ekstra di dalam diri Anda. Dan pada suatu saat nanti cara berpikir Anda yang selalu melihat setiap hal secara positif akan membuat Anda lebih fokus terhadap kesuksesan dibanding kegagalan. Attitude yang positif paling dibutuhkan bukannya pada saat-saat di mana Anda berhasil dan sukses namun dibutuhkan ketika Anda menghadapi tantangan dan kegagalan yang terberat dalam hidup Anda.
         
 “Attitude is your window to the world” atau attitude adalah jendela Anda terhadap dunia. Dalam kehidupan, kita harus betanggung jawab terhadap “jendela” yang kita miliki. “Jendela” tersebut bisa bersih tetapi juga bisa berdebu, kotor bahkan berlumpur. Anda sendiri yang bertanggung jawab terhadap “jendela” Anda. “Jendela” yang kotor disebabkan karena pemiliknya selalu mendominasi hidupnya dengan attitude yang negatif sehingga tidak mampu melihat setiap persoalan dengan jernih.        
Dalam hidup ini, Anda dapat memilih untuk mendominasi hidup Anda dengan attitude yang positif atau attitude yang negatif. Itu adalah pilihan Anda. Contoh sederhana mengenai attitude negatif adalah seorang yang tidak pernah bisa menghargai karya orang lain, selalu ada saja yang dicelanya. Di kantor saya, ada orang yang memang kerjanya selalu mengkritik setiap hal. Baik mengenai pekerjaannya, program yang dikerjakan orang lain maupun tentang individunya.  Di matanya tidak ada orang yang beres. Seolah-olah dia adalah orang yang paling benar dan paling hebat. Ia senang memelihara jendelanya dengan penuh kekotoran, sehingga hidupnya selalu merasa tidak puas. Beda dengan seorang teman lain yang selalu memandang setiap hal dengan kaca mata positif. Ia akan terus mensupport orang-orang disekitarnya untuk terus maju berkarya. Ia selalu menghadirkan aura positif sehingga orang-orang akan nyaman berada didekatnya atau berinteraksi dengannya.  Sekarang pilihan di tangan Anda, sikap seperti apa yang akan Anda pilih?

Competency
           
Arti kata competency ada beberapa versi, tapi intinya adalah menunjukkan kemampuan atau kecakapan seseorang untuk dapat memenuhi tuntutan kerja, sehingga menghasilkan output sesuai standar yang ditetapkan perusahaan.  Dimensi kata competency terbagi dalam dua pendekatan yaitu pendekatan perilaku dan pendekatan tugas. Pandangan mengenai kata competency dari sudut perdekatan perilaku mengacu pada pengertian “orang dengan karakter seperti apa yang dapat menunjukkan hasil kerja yang terbaik”. Pandangan ini lahir dari organisasi bisnis untuk kepentingan proses penerimaan dan seleksi karyawan. Sedangkan pandangan pendekatan tugas mengacu pada pengertian “elemen competency apa saja yang harus dipenuhi seseorang agar dapat melakukan tugasnya dengan baik”.
         
Setiap pekerjaan, apakah dilakukan sendiri ataupun bersama-sama membutuhkan competency sebagai aset utama yang harus dimiliki setiap individu. Namun harus disadari bahwa competency yang harus dimiliki seseorang bukan hanya sekedar aspek pengetahuan dan keterampilan melainkan juga melibatkan aspek lainnya agar dapat dilaksanakan  seperti aspek lingkungan kerja, peralatan kerja, pola dan sistem kerja, serta berbagai atribut-atribut lainnya agar pekerjaan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
           
Seseorang yang kompeten memang belum tentu dapat diterima dilingkungan kerjanya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa competency seseorang menjadi tidak berarti jika tidak didukung lingkungan kerjanya. Artinya dalam banyak kasus di tempat kerja, aspek-aspek di luar kemampuan atau competency seseorang justru memegang peranan yang lebih besar dan menentukan. Sebagai karyawan, Anda harus mempunyai personal competency yaitu kemampuan pribadi atau keahlian khusus yang Anda miliki hingga level master. Ya harus sampai level master karena jika hanya memiliki sekedar kemampuan, banyak orang yang juga memilikinya. Namun hanya sedikit orang yang bisa memiliki sebuah kemampuan sampai level master.  Jika Anda seorang marketing officer sebuah bank, maka jadilah marketing officer yang sangat ahli, sampai semua nasabah Anda hanya mau dilayani saja oleh Anda. Bahkan saat Anda pindah ke bank lain, maka nasabah itu akan memindahkan dananya ke bank baru tempat Anda bekerja. Nasabah itu sudah sangat percaya kepada kemampuan Anda untuk mengelola keuangannya.
         
Salah satu olahraga kegemaran banyak orang adalah sepak bola. Untuk urusan tendangan bebas atau umpan yang sangat akurat, semua orang pasti sepakat untuk menunjuk masternya, David Beckham. Ya, David Beckham terkenal dengan kemasterannya di bidang tendangan bebas yang dengan mudahnya menerobos pagar betis dan memperdayai penjaga gawang musuh. Bahkan para penyerang juga sangat dimanjakan oleh umpan yang sangat tepat dari David Beckham, sehingga memudahkan penyerang untuk membuat gol.
          
 Untuk mengukur apakah Anda sudah memiliki personal competency setara master atau belum bisa dilihat dari beberapa hal dibawah ini:

1. Dijadikan referensi.  Artinya jika ada orang yang membutuhkan informasi atau membutuhkan pertolongan, maka Anda akan menjadi pilihan utama yang mereka cari.
2. Diasosiasikan dengan kemampuan tertentu.  Artinya Anda identik dengan kemampuan tertentu. Saat nama Anda muncul dalam otak orang lain ketika mereka sedang memikirkan sebuah keahlian tertentu, berarti Anda sudah memenuhi kriteria disebut sebagai orang yang mempunyai personal competency selevel master. Misal jika Anda ingin mempunyai tubuh yang berotot, sehat maka akan muncul nama sahabat saya, Ade Rai.
3. Dijadikan mentor. Jika banyak orang mencari Anda untuk dijadikan “guru” mereka, atau banyak orang yang ingin belajar dari Anda, berarti Anda sudah berada di jalur yang benar sebagai master.
Nah apakah Anda termasuk karyawan yang mempunyai personal competency yang akan membuat Anda menjadi seorang master ?

High Performance
           
Bagi penggemar sepak bola pasti tidak asing dengan pemain-pemain top dunia seperti Lionel Messi, Christiano Ronaldo dan Ricardo Kaka. Atau petenis yang merajai dunia pertenisan seperti Roger Federer, Novak Djokovic dan Rafael Nadal. Mereka adalah para atlit dengan high peformance sehingga setiap mereka tampil pastilah mengundang decak kagum penonton. Sebagai atlit profesional mereka tentu terus menerus berusaha menjaga high performancenya dengan cara berlatih lebih keras, mengikuti banyak pertandingan untuk mengasah ilmunya, mempunyai coach yang luar biasa dan kemauan untuk terus berprestasi.
           
Bagi karyawan jika Anda mempunyai high performance maka akan lebih mudah untuk mendapatkan “sesuatu” seperti kenaikan gaji, pangkat, jabatan, bonus, fasilitas dan lainnya. Apalagi berbagai perusahaan besar sekarang ini sudah banyak yang menggunakan tools KPI (Key Performance Indicator) untuk mengukur kinerja SDMnya sebagai patokan dan bahan pertimbangan menilai produktivitas masing-masing karyawan.
           
High performance karyawan dapat diukur dengan kinerja yang maksimal, tingkat kehadiran, ide-ide kreatifitas, kemampuan menyelesaikan tugas di atas rata-rata, mampu membantu pekerjaan rekan lain (jika diperlukan). Untuk menjadi karyawan yang mempunyai high performance ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

-        Menjaga kondisi kesehatan agar jiwa dan raga selalu fit karena di dalam tubuh yang sehat tedapat  jiwa yang sehat. Saat datang ke kantor setiap pagi, wajah tampak ceria, pikiran jernih, semangat tinggi untuk memulai aktivitas dengan baik. Jika dari pagi diawali dengan hal-hal positif maka sepanjang hari penampilan Anda akan selalu positif dan bisa menciptakan high performance.
-        Selalu mau belajar dan belajar. Jika Anda memutuskan untuk terus belajar dari para ahli, mencari mentor yang baik, rekan yang lebih berpengalaman atau siapapun yang bisa meningkatkan prestasi Anda, maka secara perlahan namun pasti penampilan Anda akan terus meningkat.
-        Bekerja tanpa hitung-hitungan. Jika ada pekerjaan yang di luar job desk dan Anda diminta untuk mengerjakan, segera lakukan. Atasan pasti tahu Anda yang bisa mengerjakan tugas itu sehingga Anda terus menampilkan high performance Anda.
-        Keluarkan segala kemampuan Anda. Saya pernah bertanya kepada beberapa teman jika saat ini gaji Anda adalah X juta, dan saya tawarkan untuk dinaikkan menjadi 2 kali lipat, tapi dengan kinerja 2 kali lipat dari sekarang, apakah kalian mau? Hampir semua mengatakan bersedia. Artinya dengan gaji sekarang, sebenarnya mereka belum mengeluarkan semua kemampuannya.  Berarti Anda belum maksimal mengeluarkan kemampuan Anda, berarti Anda belum ingin menjadi karyawan dengan high performance bukan? Nah sekarang kesempatan untuk membuktikan kemampuan Anda lebih dari yang telah Anda lakukan selama ini.

Integrity
          
Integrity atau integritas adalah  sebuah tindakan yang  konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain. Andrian Gostik & Dana Telford hanya seorang penemu teori integritas, mengatakan ada 10 karakteristik yang secara konsisten diperlihatkan oleh orang-orang dengan integritas. Orang memiliki integritas hidup sejalan dengan nilai-nilai prinsipnya. Kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan merupakan hal yang esensial.
           
Jika setiap orang tidak lagi memegang kata-katanya, hubungan fundamental yang berkaitan dengan kepercayaan, seperti pada pekerjaan dan keluarga, maka memungkinkan orang tersebut akan berada diambang kehancuran. Jika perusahaan tidak lagi menghormati segala komitmennya, tidak mungkin karyawan bekerja dengan tenang dan baik.  Begitu juga dengan karyawan, jika tidak menghormati komitmennya maka perusahaan tidak akan memberikan kompensasi yang layak.

Ke 10 Karakteristik Integritas itu :

1.       Menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting.
2.       Menemukan yang benar (saat orang lain hanya melihat warna abu-abu).
3.       Bertanggung jawab.
4.       Menciptakan budaya kepercayaan.
5.       Menepati janji.
6.       Peduli terhadap kebaikan yang lebih besar.
7.       Jujur namun rendah hati.
8.       Bertindak bagaikan tengah diawasi.
9.       Mempekerjakan integritas.
10.     Konsisten.

Sebagai karyawan, tentu saja integritas sangat mutlak diperlukan. Bahkan dibeberapa perusahaan, salah satu pertimbangan untuk promosi  karyawan atau kenaikan gaji adalah integritasnya. Para karyawan dinilai apakah mereka mengikuti kode etik profesi dari perusahaan dan jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya. Hal yang tak kalah penting adalah perlunya dipikirkan membuat suatu sistem manajemen dan budaya organisasi sedemikian rupa, sehingga tidak ada peluang bagi anggotanya untuk berperilaku “menyimpang”. Sistem yang terbuka, record yang lengkap, pertanggung jawaban yang jelas, reward dan sanksi yang tegas untuk perilaku kerja tertentu, akan dapat membantu terbentuknya “integrity in action” tersebut. Tumbuhnya rasa memiliki  dan komitmen yang tinggi terhadap perusahaan juga kondusif dampaknya untuk mengurangi perilaku yang menyimpang. Kalau seseorang sudah merasakan bahwa perusahaan tempat dia bekerja adalah bagian penting dari dirinya sendiri, maka dia tidak akan berperilaku merugikan bagi perusahaannya, karena berarti akan merugikan diri sendiri. Jadi situasi kerja demikian yang harus dibentuk, untuk meningkatkan integrity di tempat kerja. Dengan demikian diharapkan semua karyawan akan mempunyai integrity yang baik sehingga terjadi win-win solution.

Enthusiasm
           
Enthusiasm sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yakni enthousiasmos. Kata enthousiasmos ini adalah kata sifat dari kata entheos, yang berarti “memiliki Tuhan di dalam”. Sejak diadaptasi menjadi bahasa Inggris (enthusiasm) atau bahasa Indonesia (antusiasme) kata ini tidak dikaitkan apapun dengan agama atau keyakinan. Bahkan dalam sehari-hari enthusiasm atau antusias sering diartikan “mempunyai minat atau kesenangan terhadap sesuatu, kegairahan yang kuat terhadap salah satu sebab atau subyek”. Bisa disimpulkan dalam perasaan tergugah, bergairah oleh karena memiliki semangat Tuhan di dalam diri kita, seseorang memiliki energi dan motivasi yang penuh. Itulah modal dasar sebuah antusiasme.
           
Antusiasme menghasilkan gairah dalam diri kita yang diikuti dengan perasaan terinspirasi sesuatu, termotivasi untuk mewujudkan sesuatu disertai daya optimis dan kreativitas. Mungkin Anda pernah mendengar ada orang-orang yang sangat antusias menceritakan pengalamannya saat memenangkan sebuah pertandingan olah raga dengan sangat dramatis. Sikap antusias akan membawa kita pada pikiran, perasaan dan tindakan yang positif. Sikap antusias menimbulkan gairah positif yang meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain, membuat kita lebih terbuka terhadap ide-ide atau peluang baru dan bahkan meningkatkan kualitas kesehatan kita
         
Seseorang dapat berhasil dalam bidang apa saja apabila dia memiliki antusiasme tak terbatas. Mereka yang memiliki antusiasme tidak pernah dikontrol oleh lingkungan, bahkan dialah yang mengontrol lingkungannya. Jika lingkungannya dalam kondisi baik, ia akan baik.  Jika lingkungannya dalam keadaan buruk, ia akan tetap baik. Antusiasme merupakan energi kehidupan yang tertanam didalam diri setiap manusia, energi yang membuat kita maju dan terus maju. Antusiasme membuat hidup Anda menjadi lebih menarik.
         
Seorang karyawan baru yang masih muda, biasanya mempunyai antusiasme yang luar biasa saat bekerja. Ia mau belajar apa saja, membantu rekan kerja, memberikan ide-ide baru dan berbagai hal positif lainnya. Antusias yang besar tersebut harus mendapat tanggapan yang positif dari atasannya, bahkan jika perlu terus diarahkan untuk lebih maju lagi. Kadangkala saat karyawan itu tidak mendapat  penghargaan yang cukup dari kerja kerasnya, secara perlahan-lahan ia akan kehilangan antusiasnya. Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik antar atasan dan bawahan maupun sesama karyawan untuk terus saling mendukung agar api antusiasnya tidak padam. Seberapa antusias Anda di dalam melakukan pekerjaan Anda sekarang ini?

Value
           
Value bisa diartikan sebagai nilai yang harus dimiliki seorang karyawan yaitu nilai lebih, nilai tambah. Karyawan yang mempunyai nilai tambah tidak akan susah mencari kerja. Umumnya banyak perusahaan yang ingin mempekerjakannya. Mungkin ia tidak akan lelah melamar pekerjaan, karena biasanya ia yang akan dicari-cari baik lewat head hunter maupun dari promosi teman ke teman. Bagaimana caranya agar Anda mempunyai nilai tambah dan nilai jual yang baik? Kuncinya adalah mau terus belajar, bekerja keras dan tidak mudah menyerah.
          
Jika mencontohkan di bidang olah raga sepak bola, saat ini pemain yang mempunyai value luar biasa adalah Lionel Messi dan Christiano Ronaldo. Mereka di perebutkan klub-klub kaya dengan nilai transfer yang menggiurkan. Mereka juga diberi gaji dan fasilitas yang sangat mencengangkan. Tapi sebelum memiliki value tersebut, pastilah mereka juga berlatih sangat tekun, mau menerima arahan pelatih, mau bersikap sportif  dan akhirnya kesuksesan yang mengikuti mereka. Begitu juga kalau kita melihat para pembicara / motivator yang banyak di negeri kita. Semakin ia memiliki value maka akan semakin mahal bayarannya. Kadang kita melihat dengan kacamata yang salah, dan berkata betapa enaknya para pembicara, hanya bicara 1-2 jam tapi dibayar mahal. Namun  kita tidak melihat bagaimana perjuangan mereka dari bawah sehingga akhirnya menjadi sukses. Mungkin Anda sudah pernah mendengar kisah minuman kaleng? Di warung, harga minuman kaleng tersebut Rp 6.000,- di restoran harganya Rp 10.000,- namun di hotel berbintang bisa berharga Rp 30.000,-. Semua itu berbicara tentang kualitas atau nilai tambah yang ditawarkan.
          
Sebagai karyawan Anda semua harus mempunyai value yang lebih dibanding rekan-rekan lainnya sehingga saat ada promosi maka Anda akan menjadi salah satu kandidat terkuat. Anda harus bisa menjual “ketrampilan” atau menjual “output” yang memberikan nilai tambah kepada perusahaan tempat Anda bekerja. Ingatlah selalu bahwa nilai diri Anda akan selalu menentukan siapa atau apa yang akan mendekat dalam hidup Anda. Teruslah berusaha menciptakan nilai tambah pada diri Anda senantiasa, sehingga Anda benar-benar jadi pribadi yang berkualitas dan dinilai mahal. Karena nilai tambah Anda akan menjadi daya tarik atau seperti magnet yang sangat kuat untuk pencapaian sukses Anda.

Extraordinary
           
Extraordinary Employee adalah karyawan yang luar biasa. Karyawan sendiri bisa diartikan orang yang membuat atau melahirkan karya. Setiap karyawan yang menyadari ini akan jauh lebih menghargai dan menghormati status dan profesinya sebagai karyawan. Untuk menjadi extraordinary employee harus memenuhi 2 syarat yaitu ketidakpuasan dan keingintahuan.
          
Banyak karyawan yang terjebak dalam comfort zone sehingga sulit untuk berubah. Untuk itu diperlukan sebuah “ketidakpuasan” dalam diri kita untuk berontak, bebas dari comfort zone. Ketidakpuasan itu harus ditujukan pada kondisi “ketidaknyamanan” kita dari sekadar karyawan biasa-biasa saja menuju extraordinary employee. Ketidakpuasan untuk berubah dan keluar dari jebakan kondisi comfort zone bergerak menuju tahapan luar biasa. Untuk itu diperlukan kualitas-kualitas kepribadian seperti selalu bersemangat, antusias, optimis, fokus, selalu bangkit jika terjatuh dan memiliki positive thinking.
          
Sebagai seorang karyawan Anda harus memiliki potensi keingintahuan terhadap  the best in me.  Yang bisa diartikan dalam hal apakah kita bisa menjadi yang terbaik dibidang pekerjaannya. Berarti kita harus menemukan terlebih dahulu “sesuatu” dalam diri kita yang menurut kita sebagai sesuatu yang terbaik. Daniel Goleman memaparkan tentang diri ideal sebagai “ bagaimana kita menginginkan diri kita sendiri, menjadi pribadi seperti apakah yang kita inginkan, termasuk apa yang kita inginkan dalam hidup dan pekerjaan”.   Sekarang siapkah Anda bertanya pada diri masing-masing, seberapa kuat dan dalam rasa ingin tahu Anda tenang the best in me Anda sebagai karyawan ?  Ada cara sederhana untuk menemukan the best in me Anda.     

Caranya dengan membuat daftar kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengamatan dan pengalaman sendiri. Kelebihan yang bisa membawa Anda menjadi yang terbaik ini yang  disebut  the best in me. Lalu sederhanakan hidup Anda dengan fokus pada yang terbaik dari diri Anda itu, pada the best in me Anda.    Hidup dan aktivitas Anda hanya dipenuhi oleh berbagai upaya untuk selalu mencari, memperbaiki, menumbuh kembangkan, meningkatkan segala sesuatu yang mengarah pada tujuan Anda.
         
Ciri-ciri extraordinary employee selalu memiliki standar kerja yang tinggi, tidak mudah puas, bekerja diatas rata-rata, unggul diantara karyawan lainnya, ingin menjadi yang terbaik, berbeda dengan yang lain dalam hal positif dan menjadi seorang yang tangguh.

Relationship.
           
Relationship dapat diartikan sebagai hubungan antar manusia, sehingga setiap orang wajib mempunyai relasi yang baik untuk membuat dirinya bisa diterima semua orang. Setiap karyawan harus mampu menjaga hubungan baik dengan semua pihak mulai dari atasan, rekan sekerja, bawahan, kolega, supplier dan customer. Untuk membuat karir menjadi lebih baik maka relasi yang baik dengan semua pihak menjadi salah satu syarat mutlak yang harus dilakukan. Jika mempunyai relasi yang baik di dalam perusahaan maka berbagai kendala dapat diminimalisir. Apapun tugas yang akan kita kerjakan akan lebih mudah karena mendapat dukungan dari berbagai pihak. Selain itu saat kita mendapat kesulitan maka akan banyak teman yang siap membantu. Syaratnya hubungan baik dan selalu menjadi penolong juga untuk teman yang menghadapi masalah.
           
Dalam pekerjaan kita dihadapkan dengan relasi internal dan relasi eksternal. Relasi internal adalah hubungan antar karyawan, unit kerja atau divisi di dalam suatu perusahaan. Biasanya di dalam perusahaan, karyawan yang mempunyai jabatan lebih tinggi, maka relasinya dengan berbagai unit atau divisi juga harus lebih ditingkatkan lagi. Jika sebelumnya dia menjaga hubungan baik dengan beberapa unit atau divisi terkait, maka setelah jabatannya makin tinggi, tuntutannya adalah menjadi hubungan baik dengan semua divisi.  Hubungan baik tersebut berlaku untuk lapisan mulai dari atasan, bawahan dan kolega. Hubungan baik dengan atasan mutlak terjadi. Meski jangan sampai pada level menjilat, kita harus tahu di mana posisi kita dan apa posisi atasan. Perilaku kita sesuaikan dengan posisi tersebut.
           
Selain itu relasi eksternal juga harus baik. Perusahaan tempat Anda bekerja pasti banyak berhubungan dengan customer atau supplier. Jika hubungan dengan supplier baik maka mungkin saja mereka akan memberikan harga yang terbaik, pelayanan yang lebih baik  sehingga banyak uang perusahaan yang bisa dihemat. Begitu juga dengan customer. Mereka adalah sumber uang perusahaan Anda. Jika hubungan dengan customer baik, maka mereka akan mempromosikan perusahaan Anda dan ini akan mendatangkan banyak manfaat. Jadi sebagai seorang karyawan  sudahkah Anda mempunyai relasi atau hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal?

Jadi dengan memiliki ke 8 unsur ACHIEVER maka bersiaplah Anda untuk BECOMING HIGH ACHIEVER IN THE WORK PLACE.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

The Achievement Motivator

Info Motivator Untuk Event Special Anda,Tulis Pesan Anda Di Sini

Name

Email *

Message *

Video Motivator Indonesia